PAYUNG PUTIH
Matahari tepat berada pada tengah
bentangan langit ,sinarnya menyilaukan mata dan teriknya membakar kulit
keringat pun tak kuasa mengucur dari tubuh yang menguap ,kulihat seorang anak
perempuan yang rela mengorbankan punggungnya untuk menggendong kayu dan tangannya
yang menggendong seorang bayi kecil tengah tertidur pulas yang tak menghiraukan
betapa panasnya matahari saat siang itu ,melangkahkan kaki mendaki tanjakan jalan .Kaki yang gemetar pelan –
pelan menghabiskan jarak yang akan ia tempuh .Tak kuasa hanya diam saja
melihatnya kuhampiri anak perempuan itu dan sebuah pertanyaan mulai telontarkan
“akan kemanakan seonggok kayu di punggungmu itu “ ,
“ke pasar “jawabnya tanpa ragu .Aku tak
menyangka akan ada perempuan muda demi mendapatkan uang yang tak seberapa dimata sebagian orang ia tak ragu untuk
melukai tubuhnya.Lalu kulontarkan satu pertanyaan lagi untuknya
“siapa yang sedang tertidur pulas dalam
gendonganmu ?” dia menjawab dengan
sedikit sesak di dadanya “anakku” .Sekilas terbesit wajah yang tak asing bagiku ,wajah yang
pernah kutemui sebelumnya dengan senyum yang tersungging dibibirnya terbuyarkan
dengan wajah seorang anak perempuan lusuh dan luka di wajahnya ,tampak
kemiripan di wajah mereka hingga meyakinkanku bahwa mereka adalah sama.Satu
orang yang kukenal ,SELLY benar dia adalah selly seorang kawan satu kampungku
dulu ,tapi mengapa bisa? kawan yang dulunya santun dan begitu manis tingkah
lakunya berbeda dengan anak perempuan yang sekarang berada didepanku yang
begitu lusuh dan penuh luka di tubuhnya .Hari yang panas sekejap berselimut
gumpalan awan hitam yang menggerombol ,aku berlari kedalam rumahku dan kembali
ke tempat semula ,ku dapati anak itu mulai meninggalkan tempatnya lalu ku
panggil dia yang tak jauh beberapa langkah dariku dan kuberikan sebuah payung
putih mekar yang sudah siap menahan rintikan hujan dari langit .Hujan pun turun
berjatuhan membasahi lembaran bumi yang menjadi jalan perpisahan bagi kami .
Tidak ada komentar :
Posting Komentar